Para Ibu, Kenali 3 Tahap Stres dalam Pengasuhan Anak

Para Ibu, Kenali 3 Tahap Stres dalam Pengasuhan Anak

Tahap Stres dalam Pengasuhan Anak – Mengasuh anak adalah perjalanan penuh dinamika yang kerap membawa kebahagiaan, tetapi juga tantangan yang tidak kecil. Di balik rutinitas tersebut, tidak sedikit ibu yang mengalami stres. Menurut Psikolog Samanta Elsener, stres pada ibu dalam pengasuhan terbagi menjadi dua jenis, yaitu eustress (stres positif) dan distress (stres negatif).

Sementara eustress dapat memotivasi ibu untuk menghadapi tantangan, distress justru bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan hubungan dengan anak jika tidak ditangani dengan baik. Lebih jauh, Samanta menjelaskan bahwa stres pada ibu dapat berkembang melalui tiga tahapan yang berbeda. Memahami tanda-tanda dan penanganannya sangat penting agar stres tidak berlarut-larut dan membahayakan ibu maupun anak. Berikut ulasan lengkapnya:

1. Tahap Stres Ringan

Tahap awal stres sering kali disebut sebagai stres ringan. Ini adalah tingkat stres yang paling umum dialami ibu dalam pengasuhan sehari-hari. Ketidakstabilan emosi adalah tanda utama pada tahap ini.

“Ketika distress muncul, bunda jadi hobi marah-marah,” ungkap Samanta dalam Konferensi Pers BundaFest 2024 di Lotte Mall Jakarta, Jumat (06/12/2024).

Selain marah yang berlebihan, gejala stres ringan meliputi:

  • Kesulitan tidur atau insomnia.
  • Overthinking atau kekhawatiran yang berlebihan terhadap hal-hal kecil.
  • Perubahan nafsu makan, baik meningkat maupun menurun drastis.
  • Kehilangan motivasi untuk menjalani aktivitas rutin, termasuk mengurus rumah tangga.

Samanta juga memberikan contoh unik tentang bagaimana stres dapat memengaruhi kualitas pekerjaan ibu. “Masakan juga tidak konsisten, hari ini asin banget, besok manis banget, dan besoknya lagi enggak ada rasa,” ujarnya.

Tahap stres ringan ini harus segera ditangani agar tidak berkembang menjadi stres yang lebih serius. Ibu disarankan untuk:

  • Mengidentifikasi penyebab stres: Cobalah untuk memahami situasi atau faktor apa yang menjadi pemicu stres.
  • Beristirahat sejenak: Luangkan waktu untuk diri sendiri, meskipun hanya beberapa menit untuk bersantai.
  • Minta bantuan: Jangan ragu untuk meminta bantuan pasangan, keluarga, atau pengasuh jika merasa kewalahan.

2. Tahap Stres dengan Kekerasan

Jika stres ringan tidak diatasi dengan baik, hal ini dapat berkembang menjadi stres dengan kekerasan, yang menjadi tahap kedua. Pada tahap ini, stres mulai diekspresikan melalui tindakan yang melibatkan kekerasan verbal maupun fisik.

  • Kekerasan verbal mencakup tindakan memarahi anak dengan kata-kata yang menyakitkan atau tidak pantas.
  • Kekerasan fisik melibatkan tindakan menyakiti anak secara langsung, seperti mencubit, memukul, atau menarik tubuh anak secara kasar.

Menurut Samanta, kekerasan ini sering kali muncul sebagai luapan emosi yang tidak terkendali. Meski tidak dimaksudkan untuk melukai, tindakan tersebut dapat berdampak buruk pada psikologis anak dan memperburuk perasaan bersalah pada ibu.

Jika ibu mulai menunjukkan tanda-tanda kekerasan dalam pengasuhan, ini adalah alarm untuk segera mencari dukungan. Konseling dengan psikolog atau terapis dapat membantu ibu menemukan cara yang lebih sehat untuk mengelola emosinya.

3. Tahap Stres dengan Perilaku Ekstrem

Tahap terakhir dan paling berbahaya adalah stres dengan perilaku ekstrem. Pada tahap ini, ibu menunjukkan tindakan atau pikiran yang mengancam keselamatan dirinya maupun anaknya.

Samanta menjelaskan bahwa pada tahap ini, ibu mungkin mulai memiliki pikiran untuk:

  • Meninggalkan anak tanpa pengawasan.
  • Melakukan tindakan kekerasan serius terhadap anak.
  • Menyakiti dirinya sendiri atau bahkan anaknya.

“Tahap stres yang lebih tinggi lagi bukan hanya pakai kekerasan, tapi bisa ke arah yang lebih bahaya,” tegasnya. Ia mencontohkan banyak kasus yang muncul di berita belakangan ini, di mana ibu menyakiti anaknya hingga berujung pada tindakan fatal seperti pembunuhan atau penelantaran.

Pada tahap ini, intervensi profesional sangat diperlukan. Ibu harus segera mencari bantuan dari psikolog, psikiater, atau layanan darurat. Dukungan dari keluarga juga menjadi kunci dalam membantu ibu keluar dari fase ini.

Mencegah Stres dalam Pengasuhan

Agar stres tidak berkembang menjadi masalah serius, penting bagi ibu untuk mengambil langkah pencegahan sejak awal. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:

  1. Komunikasi dengan pasangan: Bagikan perasaan dan beban pengasuhan kepada pasangan agar tugas dapat dibagi dengan adil.
  2. Jangan ragu minta bantuan: Libatkan keluarga atau pengasuh untuk membantu meringankan pekerjaan rumah tangga.
  3. Luangkan waktu untuk diri sendiri: Sisihkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan dan mengisi energi.
  4. Bergabung dengan komunitas ibu: Mendapatkan dukungan dari komunitas atau teman-teman sesama ibu dapat memberikan semangat dan perspektif baru.
  5. Cari bantuan profesional: Jika merasa kewalahan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis.

Kesimpulan

Stres dalam pengasuhan adalah hal yang wajar, tetapi penting untuk mengenali tahapannya sejak dini. Dengan memahami tanda-tanda setiap tahap seperti yang dijelaskan oleh Psikolog Samanta Elsener, para ibu dapat mengambil langkah pencegahan agar stres tidak berkembang menjadi masalah yang lebih serius.

Mengasuh anak adalah tugas mulia, tetapi menjaga kesehatan mental ibu juga sama pentingnya. Jadi, para ibu, jangan ragu untuk merawat diri sendiri dan mencari dukungan jika diperlukan. Ingatlah bahwa ibu yang bahagia adalah kunci dari pengasuhan yang sehat dan penuh kasih.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *